SITUS JUDI TERPERCAYA

Cerita Dewasa Bersama Gadis Cantik Mulus

693ex.com - Saya tidak bersalah dan tidak bersalah, mungkin itu kelemahan saya ketika saya tidur dengan sopir saya. Kami akan membagikan kisah seksual ini di sini. bagi pembaca yang disensor, cerita ini nyata, dan tidak ada rekayasa di dalamnya...Sengaja, saya ingin menceritakan kisah ini, karena saya tidak bisa jujur dengan teman, kerabat atau orang tua..

nama saya Dita Putri, saat ini saya berumur 20 tahun, Penduduk Asli Bandung, saya tinggal di Daerah Kabupaten Setiabudi, dan saat ini saya belajar sastra Inggris selama 4 semester di satu titik Bandung, temen2 mengatakan kepada kampus, saya seorang gadis cantik dan beruntung, kenapa? karena bentuk tubuh saya (kata gelap) mungkin proporsional dan menggairahkan seorang pria (semua ini adalah gelap2 serangkaian kata-kata seperti Nita,Asni,Ruri), tetapi sejauh ini saya belum punya pacar, karena saya mungkin memiliki orang tua yang sama.oh, ya, lima dari kami tinggal di rumah: saya, dua saudara perempuan, Saudara perempuan saya adalah seorang gadis, saya dan orang tua saya, pembantu lain, serta sopir pribadi, yang keluarga saya sebut Mang Sardi (maaf, nama samaran) (dia hampir seusia dengan ayah saya, yang berusia sekitar 50 tahun), jadi hanya ada lima..

kejadian aneh dan mengasikan itu terjadi kira2 beberapa bulan yang lalu saat bulan puasa, itu hari Jumat (tanggal dilupakan) kami berada di rumah hanya kami berdua, saya sama Mang Sardi, sedangkan ibu-ayah sama si Danti (nama kakak saya, yang belajar di SMP) berada di Bogor (berangkat Jumat pagi setelah makan sahura) karena papah menyerahkan jabatan di Pemda Bogor dan mereka tinggal selama 3 hari sementara saya harus belajar semester pendek, jadi tidak bisa ikut, dan di rumah ditemani supir kami mang Sardi, karena Papah Jagain memberitahuku.

Jadi resmi di rumah besar ini (karena ketika saya menulis surat ini di rumah lagi), kami berdua, saya dan Mang Sardi, berada di ruang bawah. Setelah mereka pergi dan makan sahura, saya kembali tidur sementara Mang Sardi beres2 ada di lantai bawah, nah, kejadian aneh ini dimulai ketika saya ingin mandi di ruang bawah tanah (karena Penabur adalah penghiasan ruang tamu) pada waktu itu saya ingin kuliah jam 8.00, dan ketika saya bangun jam 7.00, saya saya sedikit santai saat itu, karena selain Jarak ke kampus deket saya, ada juga civic grand car favorit saya, yang selalu menemani saya kemanapun saya pergi.

ketika saya ingin mandi, saya langsung membuka daster, seperti biasa, jika saya menggunakan daster, saya selalu tidak menggunakan BH dan CD, jadi hanya piyama aja, demi kesehatan, itulah yang dikatakan ibu saya... ketahuilah bahwa tubuh saya, seperti yang dikatakan temen2ku, betul2 sebanding dengan ukuran DG BH 34A dan pinggul agak membulat dan, setelah saya telanjang, saya mencoba membuka keran Seeder, tetapi airnya macet dan saya sedikit kesal sambil setengah berteriak, panggil Mang Sardi....."Mang Sardiiii.... Ayo segera, " dan DG spontan datang tergopoh2, saya lupa ketika dia sudah telanjang, dan pintu tidak terkunci, dan dia masuk,

seketika wajahnya memerah, karena kulihat benar-benar telanjang di depannya, aku malu, spontan tanganku meraih kain untuk daster di gantungan dan memberitahunya, bagaimana jika Penabur datang, dia berkata kepada terbata2 gini: "maaf, neng, mamang lupa pompa jet bucaine di dapur, lalu aku bilang padanya:" Mang bucaine sudah dingin, nihh!!”

kemudian dia mengangook dan setengah mengantarnya ke dapur, setelah saya menyalakan penanam, kemudian saya menyemprot penanam dengan air panas ke dalam bak mandi, dan saya langsung melompat ke bak mandi tanpa merasa bahwa saya lupa mengunci pintu toilet, dan setelah saya selesai mencuci, saya lupa jika saya juga membawa handuk, maka saya memanggil Mang Sardi, tetapi pada saat itu posisi saya masih di bak mandi busa, tentu saja, telanjang, segera dia datang dan, meminta izin, suatu hari pergi ke toilet dengan hati2: "Mang, tolong bawa handuk bunga2 merah ke kamar"

begitu aku bilang saat itu, dia adalah seorang mengangook dan langsung masuk ke kamarku, lalu aku tersenyum sendirian, baru sekarang aku melihat tingkah laku mang Sardi yang hati2 sekali dan malu2 menurunkannya, sekilas ada keinginan untuk mengolok-oloknya saat itu, ga, berapa lama dia muncul, bawa handuk, lalu aku keluar dari bak mandi dengan punggung menghadapnya, sehingga dia bisa melihat punggungku yang mulus saat itu (tentu saja, aku masih telanjang saat itu), dengan suara sedikit gemetar, Dia berkata kepada jeanie: "saya sudah memakai handuk ini!"Lalu aku berkata:" Tunggu mang dulu, mendingan Mamang, yang menganduki beritahu aku sekali2, apa yang dia rasakan menganduki seve (jadi pada awalnya saya bercanda, oh ya, saya hanya tahu bahwa Mang Sardi adalah duda tanpa anak sejak 7 tahun yang lalu)

awalnya dia terlihat canggung, dan ragu2 melakukannya (saya tahu karena saya melihat ke cermin di depan saya bahkan dengan punggung saya) menghadap ke bawah dan meniru wajah malu2 ini, lalu dia menggosok punggung saya dengan handuk di mana sabun masih berbusa, dan untuk waktu yang lama dia menyeka punggung saya 2...Lalu aku berkata, "benar-benar donk mang, dari rambut ke bagian bawah kaki" dan " ya... Uh.. Iya neng sebentar, " jawabnya kepada terbata2. Sekilas, saya tertawa sedikit, karena saya merasa senang, sudah kerzhain dia, lalu dia mengusap handuk dari rambutnya ke lehernya, lembut sekali, bahu ke belakang dan dalam posisi pinggang dan bokong (belahan dada anal) cukup panjang mengandukin, sekilas sepertinya diusap2 lembut dan ada perasaan yang baik, ketika dia menhanduki memotong area anus, lalu ke paha belakang dan akhirnya ke kaki bagian bawah. Saat itu terpikir olehku untuk menyelesaikannya, karena mungkin sudah jam 7.30, pikirku, tapi aku tidak tahu iblis apa yang merasukiku saat itu, jadi pikiran nakal itu ingin mengolok-oloknya lagi, dan secara refleks aku membalikkan tubuhku, dan ketika itu kontan, dia terbuka lebar-tampak terkejut dengan posisi tubuhku yang telanjang menghadapnya, yang masih memegang handukku, lalu dia membungkuk, dan aku langsung berkata begitu: "mamang bersih sekarang, dan menkhanduki adalah mang di depanmu!!", jadi surat saya, tertawa sedikit (selesai Ga, pegang dia untuk perilaku canggung ini)

kemudian dia juga menganduki bagian depan tubuh saya, dimulai dengan rambut dan wajah (saya tertawa sedikit ketika dia menangkupkan wajah saya dengan tangannya), tetapi saya tahu bahwa dia tetap diturunkan, dan kemudian setelah wajah ke leher (pada waktu itu saya sedikit deg2an) dia menganduki dada kiri ke kanan saya agak lama (untuk sesaat, dia berhenti sedikit, pemukulan sedikit berbeda, itu adalah perasaan yang baik dan lezat, sementara saya berada di bawah pengaruh obat penenang, saya hanya menutup sebentar tanpa secara sadar mengatakan seperti ini: "hmmm.... hmmm... hmmm "contan saja Mang Sardi bertanya:" kenapa neng? Apakah neng Dita marah dengan mamang?"... dia mencoba mengangkat kepalanya untuk melihat wajahku, yang lebih tinggi darinya, dan dia menjadi berani, bahkan ketika dia melihat wajahku, aku menggelengkan kepalaku dan berkata: "ngga mang... Aku bukan cuman jahat..."Aku bisa terus kata2ku pada waktu itu....kemudian dia bertanya lagi: "apa itu neng? katakan hal yang sama pada Mamang?"suaranya mirip dengan kalo2, saya khawatir saya akan memarahinya.. Lalu aku melanjutkan kata2ku "kuman, ada perasaan yang baik di elus2, jadi manga!!"Saat itu, saya menjawab dengan polos, tanpa rasa malu, jika ternyata ini pertama kalinya saya terangsang secara seksual, pembantu dan sopir saya Mang Sardi menjadi gila lagi!!!

Mang Sardi bahkan tersenyum setelah saya mengaku tidak bersalah, dan kemudian memberi tahu Jeanie, "tidak... Neng ... Mamang benar-benar tahu jika neng Dita ingin bermain mamang!!"jadi katanya dengan aksen sunda yang kuat, sementara tangannya masih memelintir payudaraku dari kiri ke kanan dengan handuk, sedangkan jika kulihat payudaraku sudah kering, masih basah, itu perutku dan penisku, yang sedikit masih jarang bulu2nya hanya mengembang seperti rambut, lalu aku memegang tangan Mang Sardi dua2nya dan berkata:" benar-benar mang, Dita ketiduran nih kuliah sudah telat dibandingkan yang sebelumnya, " lalu Mamang menganguk dan melilitkan handuk di sekujur tubuhku, seperti ketika ia membungkus handuk di sekitar tubuh saya di sekolah dasar..."dan sebelum dia keluar, aku menarik tangan kirinya dan berkata:" Jangan bilang ibu-ayah, ya, diem aja nanti, ketika dia pulang dari kuliah, dia akan bertemu mamang lagi seperti sebelumnya, bukan?"Aku bilang cepet2, dia hanya mengangook.

Kemudian pas kuliah, saya tidak bisa konsentrasi, kepengen chepet di rumah selain kelaparan, karena puasa juga kepengen chepet mandi dan dihanduki lagi Mang Sardi.. Setelah lulus dari kira2 college pukul 12.30, saya bergegas pulang dan tiba di rumah pukul 13.00, langsung menuju kamar dan berganti daster dengan maksud mandi di siang hari, membawa handuk, saya melihat Mang Sardi, terpana dengan tingkah laku saya, dan sambil tersenyum saya berkata kepadanya seperti ini: "mamang handukin lagi Dita ya mang?"Dia menganguk setengah tersenyum dan berkata pada Gini," neng Dita, mandi, dan nanti, kalau semuanya sudah selesai, panggil mamang, pasti deh mamang nyamperin ke toilet" aku seorang mengangook dan mandi, setelah selesai mencuci, aku meneleponnya dan langsung ke toilet tanpa ada alasan, dan pada pandangan pertama, dia meraih handukku, dan tanpa basa-basi lagi, aku keluar dari bak mandi, dan dia muncul, kali ini aku langsung menghadapkannya dengan tubuh telanjang tanpa punggung, seperti pagi ini, lalu dia langsung mengacak-acak rambutku, yang basah kuyup dengan air, bahkan tertutup (Mungkin AKU membutuhkannya aku suka sedikit) dan hal yang paling mengasyikkan ketika Mang Sardi menganduki memukul dadaku dari kiri ke kanan adalah benar2 lebih mengasyikkan daripada di pagi hari.

Dan ketika bermenit menit Mang Sardi mengusap dadaku dari kiri ke kanan dengan handuk tiba2, dia berkata: "Neng Dita, Jika diusapnya tidak menggunakan handuk seperti itu, akan lebih enak!!!"Lalu aku berkata:" maksudmu mamang???hanya menggunakan tangan ini!!!"serunya, seolah meminta restuku, lalu aku juga mengangguk setuju.... dan ternyata, menurut saya, jauh lebih baik ketika Anda dibelai dengan tangan Mang Sardi, dan bukan dengan handuk, untuk sesaat, pertama tangan kiri dan kemudian tangan kanan mengikuti perasan lembut, berputar dari waktu ke waktu, seolah-olah menyalakan volume radio tapeku saya.

Dan, tentu saja, rasanya enak, apalagi ini pertama kalinya laki2 menyentuh dadaku langsung dengan telapak tangannya dan untuk waktu yang lama dadaku hanya mengeras pada saat itu, tanpa sadar ternyata seolah-olah aku ingin buang air kecil, rasanya dan menghibur, enak, keren, enak dicampur, sehingga begitu Mang Sardi terus membelai payudaraku, yang tidak pernah dia belai, ternyata hampir 1/4 jam ketika dia membelai payudaraku. Semakin lama, semakin saya kehilangan kesadaran, sementara saya menutup, saya menekan tubuh saya ke tubuh Mang Sardi, dan dia melangkah mundur, punggungnya menyentuh dinding toilet, dan saya terus meremasnya saat dia masih membelai dada ini dari kiri ke kanan, dan posisi yang saya ingat menyebabkan semacam gesekan benda-benda hangat yang mengeras di belakang berselubung (Oh Anda, saya lupa bahwa pada saat itu dia mengenakan T-shirt dan sarung karena dia pulang pada hari Jumat ke masjid di depan rumah saya) mungkin dia tidak menggunakan celana serut karena gesekan tubuh saya, langsung terasa seperti anggota laki2 (yang saya tahu dari film dan cerita2 temen2)

ketika saya menutup begitu lama, dia berani menjulurkan lidahnya ke leher saya pada saat itu, awalnya saya ingin menghindar, tetapi tidak dapat menghindarinya dan mencoba menikmatinya, sedikit lucu karena dia memiliki kumis, tetapi posisi yang lucu, dia mendongak karena saya lebih tinggi darinya dan agak berjinjit kakinya dan dia menjilati leher, lalu bahu dan akhirnya dada, itu lebih enak daripada menggunakan tangan saya dan menyadari bahwa saya membuat suara "SSSSTT... AAH... AAH.... HMMMMMM" mungkin aku ingat itu. dan itulah nikmat dari semua nikmat yang aku pikirkan saat itu, lalu lama2 dia agak berjongkok dan rupanya berjongkok, lidahnya mencium perutku, lalu penisku, yang masih jarang berbulu, dan aaaaa....Saya tanpa sadar berbicara sedikit keras ketika dia mencium penisku, karena pada saat itu benar2 adalah yang pertama ketika diciumin sama laki2.so lezat....Kemudian telepon berdering, buru2 aku melepaskan pelukan Mang Sardi di pinggang dan berlari ke ruang tamu, benar-benar telanjang dan sedikit membasahi tubuhku saat itu, basah karena air mandi dan air liur Mang Sardi, ternyata papah dari Bogor di telepon mengatakan kepada saya jika dia telah tiba di sana, dan setelah telepon ditutup, saya memutar tubuh, ternyata Mang Sardi ada di belakang saya, dia telah mengikuti saya sejak dia berlari ke ruang tamu ini, dan dia bertanya siapa yang mendapat telepon, saya menjawab dari papakha di Bogor, lalu Mang Sardi menyuruh saya berpakaian lagi, memasukkan daster yang dilepas di toilet, lalu saya memakai daster saya saat itu dan memasuki ruangan.

Sekilas saya melihat pukul 3.30 WIB, lalu saya tertidur di kasur sampai saya terbangun dari ketukan di pintu kamar "Neng, bangun, Neng, ini Maghreb", jadi saya mendengar suara Mang Sardi di luar pintu kamar, lalu saya turun dan makan di meja makan sementara Mang Sardi di dapur, lalu saya saya menelepon untuk makan sendiri di meja makan, pada awalnya dia menolak, tetapi pada akhirnya dia mau. Setelah makan, badan terasa panas, dan saya akan mandi lagi tepat pukul 7.00 WIB, kemudian saya melihat Mang Sardi sedang menonton tiwi, dan saya sengaja mengundangnya ke toilet sendiri, awalnya dia menolak dengan alasan nanti ketauan adalah papah yang sama, tapi saya menjawab papah di Bogor untuk ini, jadi Anda tidak perlu takut, akhirnya dia, saya tidak tahu mengapa saat itu pikiran saya baik hati, karena Mang Sardi mencium seluruh tubuh saya di siang hari.Setelah mengunjungi toilet, saya langsung pergi ke kamar mandi, sementara mang Sardi menyuruh saya untuk menyemprotkan air hangat yang keluar dari Seeder, pada disiramine di sekujur tubuh saya (tentu saja, pada saat itu saya benar-benar telanjang, tidak ada suara, keheningan, yang terdengar seperti gelembung air disiramine di atas tubuh ini ketika saya berbaring di bak mandi menikmati aliran, khawatir dia akan kehabisan toilet jika saya tahu saya sedang menatapnya.

Dan untuk beberapa alasan, setelah air mandi terisi, Saya Punya ide gila untuk mengundangnya mandi bareng2, tetapi tentu saja dia menolak (hanya tahu bahwa Mang Sardi adalah orang yang setia di keluarga kami), setelah mengetahui bahwa dia secara halus menolak, akhirnya saya menjadi pintar, saya menyuruhnya untuk menyabuni seluruh tubuhnya, seperti yang dilakukan Mang Sardi ketika saya masih kecil, dan dia setuju. Kemudian dia mulai menyabuni, dimulai dengan rambut, leher, bahu, punggung, dada dari kiri ke kanan, dan berhenti di pinggang, saya bertanya: "mengapa Mamang berhenti??"kemudian dia menjawab:" takut akan dosa neng, Neng Dita Kan, putra Tuanku neng!!!, kemudian saya merasakan perasaan ini berlanjut: "saya mengerti dengan ekspresi di wajahnya dan saya menjawab seperti ini:" mamang Ga perlu takut, hanya ada dua dari kita, lagipula, jika Dita melakukan hal yang sama seperti orang lain, mungkin karena mamang sendiri tahu bahwa sifat ibu menyukai anak!!, karena tubuh mamang Chumin Dita sore ini sangat mirip dengan yang sama terbayang2 Dita mang" seperti penjelasan sederhana pada saat itu, dan dia berkata, "ya, neng, mamang juga sore ini bener2 khalif, dan Mamang sudah seperti ini sejak lama, apalagi neng Dita kini telah menambahkan jarak putih yang indah dan mulus dibandingkan dengan istri mamanga dulu," katanya sedih. "kemudian tanpa sadar saya mencoba menghiburnya dengan refleks memeluknya, dan ga merasa saya bahkan memegang penisnya di luar celananya dan merasa bahwa itu pernah mengeras, tidak terlalu besar, tetapi ketika itu benar2, saya pertama kali mengambilnya, meskipun Mang Sardi berusia 50 tahun, tetapi masih keras penis terasa ketika dipegang.

Dan dia bahkan memelukku kembali, ketika dia dalam keadaan basah kuyup dengan semprotan Penabur, kami saling berpelukan sehingga pakaian yang sama yang digunakan Mang Sardi juga basah, dan akhirnya diaman2, aku membuka T-shirt sambil diam dan menatap dada berbulu dan terlihat masih kuat, lebih kuat dari tubuh Ayah, dia diam ketika aku mencoba mengelus, lalu dia secara spontan membelai rambutku yang basah, dan tangannya dua, dengan lembut membelai pipiku begitu aku hanya memejamkan mata, seolah membelai ayah yang sama yang sibuk dengan pekerjaan kantornya. Untuk kamu pecinta togel kami memiliki situs yang sangat dipercaya dengan hadiah dan diskon terbesar di Indonesia kunjungi Togel Bet 100Dan sesaat hening, ketika dia memegang bahu saya dan menurunkan tangannya ke payudara kiri saya, sementara tangan kanannya membelai paha dan pubis saya, saya diam dan bahkan melemparkan tubuh saya kembali pada waktu itu, seolah-olah saya menikmati setiap belaian, sambil menutup mata dan secara refleks bahkan memeluknya erat-erat.

Dan segera dari posisi pelukan berdiri, saya perlahan membuka kancing gesper kulit, sekaligus menurunkan celana Mang Sardi saat itu, dan setelah saya menurunkan celananya, penabur berceceran basah, kemudian saya juga perlahan-lahan menarik celana dalamnya dan melihat penis laki2nya, begitu berkilau sehingga saya melihat untuk pertama kalinya secara nyata dan itu tulus pada usia saya itu, dan saat ini penis gengngaman saya menghangat begitu banyak dan berdenyut seperti burung, tetapi itu menambah rasa ingin tahu untuk melakukan lebih jauh, tanpa memikirkan lagi tentang nama logika, di mana tuan, dimana pembantunya.

Mang Sardi pada waktu itu juga melihat sekilas bagaimana kami memejamkan mata, pada akhirnya kami saling membelai, dimana Mang Sardi membelai penisku, yang menjadi basah dan hangat, sementara aku juga membelai kedewasaan hangat Mang Sardi, yang, lama2, secara naluriah aku babak2nya, seperti dalam film, dan Mang Sardi suka menikmati mencambuk selama hampir sekitar 15 menit, aku menggoyangkannya sampai aku mencapai puncak kenikmatan ketika Mang Sardi memasukkan jarinya bolak-balik ke penisku. Dan itu seperti pergi ke toilet, tetapi menyenangkan dan menyenangkan ketika tubuh saya bergetar dan mengeluarkan suara, mungkin itulah yang saya ingat. "AAAhhhhhh..mmmmm.m.mmmmm..mm . ennaakk mmaamang " melanjutkan babak2 tanganku yang manjantanannnya, dan beberapa saat setelah aku merasa di puncak kenikmatan, Mang Sardi mengeluarkan air kencing putih tebal dan hangat mengelupas di tanganku, saat itu akhirnya aku mengetahui dari buku apakah itu sperma laki-laki, setelah itu dia melepaskan tanganku dari penisku dan aku juga melepaskan kocokan ke burungnya dan mencuci tanganku penuh sperma dengan air dari Penabur, lalu Mang Sardi menyuruhku memakai handuk dan tidur. Saya naik ke atas, mengganti daster saya dan pergi tidur.

Melihat jam dinding di kamarku jam 9.30 WIB, aku tidak bisa tidur sama sekali, yang terlintas dalam bayanganku saat itu hanyalah kejadian demi kejadian di hari ketika betul2 mengalami mengasikan yang dibuat oleh kami berdua bahwa aku bersama Mang Sardi, dan setelah kejadian itu kami sering melakukan hal ini, ketika adeku dan orang tuaku tidak ada di rumah, terkadang Mang Sardi aku mengajak pura2 untuk membawaku di mobil kesayangan atau mobil ayah, dan kami melakukannya di tempat yang berbeda, seperti Dago, Lembang, Pangalengan dan Tempat Keren lainnya2, tentu saja, tidak banyak orang yang tahu bagaimana menemukan tempat yang aman, tapi sampai sekarang, saya masih perawan murni, karena menurut Mang Sardi, sampai saya masuk burung mamang, neng Dita akan tetap perawan, jadi dia bilang lama kelamaan saya jatuh cinta dengan Mang Sardi jauh lebih tua dari umur saya, karena mungkin saya sedang mencari sosok ayah yang sering sibuk di kantor di pekerjaannya. pembaca harus percaya atau tidak, tetapi apa yang saya katakan itu benar, itu sudah terjadi... Ya, Dita mau bobo nihh sudah pukul 01.30.. bye

Close Menu